Menu Close

PENGARUH ‘TIKTOK’ TERHADAP “KESEHATAN MENTAL” GEN Z, APA SAJA DAMPAKNYA?

Penulis: Devina Rahmasari, Maria Agnes Alicia, Maria Imakulata, Oktavia Retnaning, Yohana Bonita.
Dibawah bimbingan Ns. Berliany Venny S, S.Kep.,MNS

Fenomena Mental Health” atau Kesehatan Mental yang saat ini marak dibicarakan oleh kalangan remaja 90-an, atau yang kerap kali disebut dengan Gen Z menjadi persoalan yang cukup menarik untuk dibahas.

Siapa sih Gen Z itu? – Melansir dari artikel ‘Jurnal Komunikasi dan Budaya’ oleh Nurlianti Muzni dan Dwi Aji Budiman disebutkan bahwa Gen Z adalah mereka yang lahir dari rentang tahun 1997 – 2012. Sumber lain juga menyebutkan bahwa Gen Z adalah mereka yang lahir di tahun 1995. Pada masa itu juga teknologi sedang pesat – pesatnya berkembang, tentu hal ini membawa banyak dampak bagi Gen Z. Perubahan yang dirasa begitu cepat, mengharuskan generasi ini untuk beradaptasi lebih cepat pula, Pasalnya tidak hanya sisi positif yang didapat tetapi juga negatif yang dapat mengganggu kesehatan mental. Sebut saja “TikTok” salah satu aplikasi pembuat video yang paling banyak diunduh di tahun 2020.

TikTok, atau Douyin di China, adalah layanan jejaring sosial berbagi yang menggunakan video berdurasi pendek sebagai media untuk menangkap dan menyajikan kreativitas, pengetahuan, dan momen lainnya yang dimiliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan teknologi internet yang berbasis di Beijing dan diciptakan pada tahun 2012 oleh Zhang Yiming (Fadhlizha & Hetty, 2020)

Menawarkan berbagai fitur yang menarik, TikTok berhasil menggaet peminat dari berbagai kalangan usia. Aplikasinya yang mudah dioperasikan membuat tak hanya dari kalangan dewasa tapi anak – anak juga dapat menggunakannya. Namun sayangnya, penggunaan sosial media ini jika tidak diimbangi dengan pengawasan orang tua dan usia yang cukup justru akan berdampak tidak baik. Meskipun TikTok memiliki banyak sisi positif seperti menyalurkan bakat melalui video, sarana untuk

berdagang, dan mendapat teman. Namun tidak sedikit sisi negatif yang dimiliki bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental terutama Gen Z.

Saat ini, TikTok memiliki pengaruh besar terhadap Gen Z mengingat dari jumlah penggunanya. Tak dipungkiri dampak negatif TikTok juga turut menyertai seiring dengan kebebasan pengguna dan pemakainya, adapun beberapa sisi negatif dari penggunaan TikTok adalah :

  1. Mempengaruhi dan menimbulkan perasaan tidak aman

Secara tidak langsung, penggunaan TikTok dapat merusak pola pikir penggunanya, terutama pada masa remaja. Menonton berbagai konten TikTok, mereka akan menemukan berbagai macam video-video. Dengan begitu, mereka akan melihat lebih banyak orang dari yang mereka kira, melalui konten yang mereka buat. Menonton video TikTok terlalu lama dapat melukai mata kita, menimbulkan rasa tidak aman, bahkan overthinking, yang dapat merusak pola pikir kita. Akan lebih baik jika kita membatasi diri dalam jejaring sosial dan mencari kegiatan positif yang dapat meningkatkan kualitas diri sendiri.

  1. Berpotensi terkena predator seksual

Terkadang konten tersebut ditujukan untuk remaja dan anak-anak, namun masih banyak pengguna yang berusia lanjut menggunakan TikTok. Namun, ketika orang atau stranger mengirim pesan dan gambar sensitif kepada anak-anak, itu dapat menjadi sebuah masalah pada pola pikir anak jika tidak didampingi oleh orang tua.

  1. Akan dapat merusak privasi

TikTok memang dapat membahayakan privasi bagi seseorang. Anak-anak dan remaja umumnya tidak akan menyadari masalah dari privasi yang datang dengan menunjukkan kehidupan sehari-hari mereka kepada orang lain. Terkadang mereka iseng dengan membuat video di depan rumahnya, dengan menunjukkan bagian dalam dari isi rumahnya, membagikan lokasinya, menunjukkan mobil orang tuanya memperlihatkan berkas-berkas penting dan menunjukkan plat nomornya, dan lain – lain.

  1. Banyaknya komentar yang negatif

Kebebasan mengunggah konten dan mengutarakan pendapat membuat siapa saja bisa melontarkan bermacam – macam komentar di lapak orang lain. Berbagai komentar yang mempunyai makna umpatan, ucapan jorok, caci maki, dan kata kata kasar sering dijumpai dalam kolom komentar video tertentu. Tak jarang juga dijumpai komentar yang bersifat pelecehan dan penghinaan yang sudah jelas berpengaruh kepada mental kreator video, terlebih jika si pemilik masih terbilang usia remaja.

Tentunya kebiasaan budaya bahasa toxic dapat mengganggu pola pembentukan karakter dan kesehatan mental generasi muda termasuknya para siswa SMP dan SMA, dikarenakan masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga cenderung lebih mudah terpengaruh. Penggunaan bahasa dalam aktivitas media sosial seperti aplikasi TikTok perlu diperhatikan secara khusus sehingga terbentuk budaya bahasa yang sehat tanpa menindas perasaan orang lain (Shintia, Arinda, Izaz, & Hayyu, 2022)

  1. Bisa merusak harga diri bagi pengguna aplikasi Tiktok

Terlalu banyak komentar negatif, dapat berdampak negatif pada harga diri remaja pada umumnya. TikTok dan jejaring sosial lainnya, seperti Instagram/Facebook, telah dikritik karena memiliki berbagai efek yang negatif pada kepercayaan akan diri seseorang. Ini sangat bisa merugikan kesehatan mental dari seseorang.

Tiktok merupakan wadah yang sangat inovatif jika mampu digunakan dengan benar dan tepat, beragam konten dan komunitas sebagai contoh konten memasak, konten berbagi wawasan, konten kecantikan, konten edukasi, hingga komunitas aktivisme dapat dijumpai didalamnya. Dalam kesimpulan suatu studi penelitian disebutkan bahwa penggunaan sosial media TikTok oleh Gen Z mampu mengembangkan suatu makna dan sense of self akibat dari interaksi sosial yang konstan sesama pengguna. Hal ini berarti TikTok tidak selalu berdampak negatif jika ada kesadaran terutama dalam berkomentar oleh masing – masing penggunanya. Oleh karenanya, akan lebih baik lagi jika suatu aplikasi sosial media digunakan sebaik mungkin agar mampu menjadi wadah edukasi sesama pangguna. Karena disamping sisi negatif TikTok masih memiliki begitu banyak dampak positif yang perlu diperhatikan juga.

Referensi

Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat2(2).

Muzni, N., & Budiman, D. A. (2021). STUDI SOCIAL JUDGMENT PERILAKU GEN-Z DI BENGKULU SELAMA MASA PANDEMI. Jurnal Komunikasi dan Budaya, 2(2), 314-322.

Firamadhina, F. I. R., & Krisnani, H. (2020). Perilaku Generasi Z Terhadap Penggunaan Media Sosial Tiktok: TikTok Sebagai Media Edukasi dan Aktivisme. Share: Social Work Journal, 10(2), 199-208.

Alika, S. D., Dewi, A. P., Anggara, I. R., Shabrany, R. H., & Madhasatya, S. Y. (2022). Urgensi Penggunaan Tata Bahasa yang Baik dalam Berkomentar di Aplikasi Media Sosial Tiktok Terhadap Kesehatan Mental dan Pembentukan Karakter pada Siswa SMP dan SMA. Jurnal Paedagogy, 9(3), 400-409.

Bagikan Berita

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on email
Share on twitter

Banyak alumni kami yang telah sukses meraih pekerjaan impiannya , bergabunglah bersama kami di STIKes Panti Waluya Malang.

Berita Terkini

STIKES PANTI WALUYA MALANG
Jalan Yulius Usman No. 62 Malang
Telp : 0341-369003
Email : [email protected]
Senin-Jumat 06:00 - 18:00 WIB